MEREFLEKSI HIKMAH NGAJI KEBANGSAAN BARENG YAI UD oleh Choirul Anwar

Posted by Admin on

        **Kemerdekaan merupakan nikmat besar yang diberikan oleh Alloh SWT kepada Bangsa Indonesia. Sebuah rahasia untuk mengundang datangnya nikmat yang lebih besar lagi adalah dengan mensyukuri nikmat itu sendiri, dengan cara memanifestasikannya untuk berbuat sesuatu dijalan yang diridhoi Alloh.**

        SETIAP bulan sekali Pemerintah Kota Mojokerto mengadakan Pengajian rutin bulanan, pada setiap hari Jum'at minggu terakhir, diawali pukul 13.00 - 15.00 WIB, bertempat di Gedung Olah Raga (GOR) dan Seni Mojopahit Jalan gajah Mada 147 Mojokerto.

        Pengajian ini diikuti anggota Jamaah Majelis Ta'lim Al Ummahat Kota Mojokerto, yang merupakan kelompok Pengajian Ibu-ibu dengan anggota Jamaah berjumlah sekitar 2000 orang berasal dari 18 Kelurahan se Kota Mojokerto. Selain itu juga diikuti oleh semua Kepala SKPD, Camat dan Lurah serta anggota Tim Penggerak PKK Kota, Kecamatan dan Kelurahan se Kota Mojokerto.

        Sebagai Da'i tunggal dalam rutinitas Kiswah Al Ummahat Kota Mojokerto ini adalah KH. MAS'UD YUNUS yang juga menjabat sebagai Walikota Mojokerto periode 2014-2019. Dalam Tausiyahnya Yai Ud, sapaan akrab KH. MAS'UD YUNUS , Jum'at (26/8) mengambil Thema Mensyukuri Nikmat Kemerdekaan RI ke 71.

       Berikut ini penulis paparkan secara kontekstual ngaji kebangsaan yang disampaikan Yai Ud, dengan tidak bermaksud mengurangi sedikitpun makna yang terkandung didalamnya.

        Yang Pertama :

        Sebagaimana bunyi Pembukaan UUD 1945 : 

        Atas berkat rahmat Alloh yang maha kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya."

        "Kemerdekaan yang ada sekarang ini, bukan pemberian hadiah dari Negara lain, tetapi atas berkat rahmat Alloh SWT. disertai perjuangan keras para pejuang pendahulu yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat dengan segala pengorbanannya, harta, tenaga bahkan nyawa sekalipun. Oleh karena itu kita wajib mensyukuri nikmat Alloh",

        Sebagaimana FirmanNya :

        Lain syakartum La azidannakum Walain kafartum inna 'adzabii Lasyadiid.

"Sesungguhnya jika kalian bersyukur, pasti Aku akan menambah (nikmat) kepada kalian; dan jika kalian mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." [QS Ibrahim : 7].

        Segala nikmat yang kita terima datangnya dari Alloh SWT, baik nikmat besar maupun nikmat kecil  dan dalam mensyukuri nikmat itu, kita harus mentashorrufkan kembali  dijalan yang diridhoi oleh Alloh.

        Rasullah Saw bersabda, Sesungguhnya Alloh senang melihat atsar (bekas/wujud) nikmat-Nya pada hamba-Nya. (HR. Tirmidzi dari Abdullah bin Amr). Artinya kita harus bisa memanfaatkan nikmat itu dengan sebaik-baiknya, sebagai wujud syukur kita kepada Alloh SWT.

        Sebagaimana FirmanNya :

        "Dan terhadap nimat Tuhanmu, hendaklah engkau nyatakan (dengan bersyukur)". (QS. Adh-Dhuha:11)

        Didalam surat yang lain, disebutkan :      

        Innamal mu'minuna ikhwatun fa aslikhuu baina akhowaikum wattaquulloha la'allakum turchamuun.

        "Sesungguhnya orang-orang mu'min itu bersaudara karena itu damaikanlah diantara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Alloh supaya kamu mendapat rahmat." (Al-Hujuraat : 10).

        Didalam beberapa hadist diantaranya menerangkan :

        Nabi Muhammad SAW juga berpesan kepada umatnya agar selalu menjaga persaudaraan dengan saling bantu membantu serta berbuat baik. "Orang muslim itu saudara Muslim lainnya." (HR Abu Dawud). Dalam riwayat lain : "Orang mu'min dengan mu'min lainnya bagaikan suatu bangunan kokoh yang saling menguatkan antara satu dengan lainnya." (HR Bukhori, Muslim, Tarmidzi dan Nasai' dari Abu Musa Al-Asy'ari).

        Yang kedua :

        Mensyukuri nikmat Kemerdekaan.

        "Kita hidup berada ditengah-tengah masyarakat, bangsa dan negara, dengan segala kebhinekaannya baik suku, ras, agama maupun budaya, yang tersebar dipelosok Negeri ini, kita harus meenjaga persatuan dan kesatuan dengan cara menghargai pendapat satu sama lain dan saling menumbuhkan rasa persaudaraan antar sesama."

        Dengan menyadari sepenuhnya bahwa keberagamaan yang ada dalam kehidupan ini adalah sunnatulloh, sebuah keniscayaan yang tidak bisa dihindarkan. Sehingga kita dapat menempatkan rasa persaudaraan itu dalam kontek ukhuwah islamiyah (sesama muslim), ukhuwah insaniyah/basyariyah (sesama insan) dan ukhuwah wathoniyah (sesama warga bangsa).

        "Didalam mensyukuri nikmat kemerdekaan, sebagai warga bangsa, khususnya warga Kota Mojokerto, mari kita pupuk dan kita pelihara kerukunan dalam hidup bermasyarakat, dengan membangun semangat gotong royong dan bersama-sama Pemerintah serta elemen masyarakat lainnya mewujudkan visi Kota Mojokerto sebagai service city (Kota Pelayanan) yang maju, sehat, cerdas, sejahtera dan bermoral.

        Yang ketiga :

        Memelihara kenikmatan yang diberikan Alloh dengan sebaik-baiknya.

        Berbagai macam kenikmatan telah diberikan oleh Alloh kepada kita, sangking banyaknya kenikmatan itu, sehingga kita tidak akan pernah mampu menghitungnya. Maka kita wajib menjaga kenikmatan itu dari kerusakan. Terutama kita harus bisa menjaga nikmat iman dan islam serta meningkatkan ketaqwaan kita kepada Alloh SWT," "agar kita diberikan hayatan toyyibah, kehidupan yang lebih baik,"

        Walau anna ahlal quraa aamanuu wattaqou lafatachnaa  'alaihim barokatimminasamaa'i wal ardhi walakin kadzzabu fa akhodznaahum bimaa kaanuu yaksibuun.

        "Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat kami) itu, maka kami siksa mereka disebabkan perbuatannya." (QS. Al A'raf : 96)

       "Dicabutnya barokah Alloh dikarenakan ada yang salah, yang salah adalah imtaqnya," "(iman dan taqwanya)." "Mulai dari pemimpinnya hingga rakyatnya," ungkap Yai Ud sebelum mengakhiri tausiyahnya.

        Hal ini jugalah yang melatarbelakangi thema peringatan HUT RI Ke 71 Kota Mojokerto, dengan mengajak berbagai elemen masyarakat untuk melaksanakan kerja keras, kerja cerdas, kerja tuntas, dan kerja ikhlas. Ikhlas hanya karena mencari ridho Alloh semata, sehingga terhindar dari sifat ujub, riya', kibir dan sum'ah,  penyakit hati yang menggerogoti hilangnya nilai-nilai kebaikan dihadapan Alloh SWT.

       - Maa ashooba min hasanatin faminalloh, wa maa ashooba min sayyiatin faminnafsii. (Segala sesuatu kesempurnaan itu datangnya dari Alloh, dan segala sesuatu ketidaksempurnaan datangnya dari diri kami pribadi) -

        - (Ch.Ar) -