PETA WILAYAH
1.
Kondisi Geografis
Kecamatan Magersari adalah salah satu kecamatan
dari 3 Kecamatan yang ada di Kota Mojokerto. Dipandang dari segi wilayah, Kecamatan Magersari memiliki luas wilayah
sekitar 659 Ha. Adapun batas wilayah
sebelah utara berbatasan Kota Mojokerto
terletak di tengah-tengah Kabupaten Mojokerto, terbentang pada 7.31’ Lintang
Selatan dan 112°28’, Bujur Timur dengan kondisi permukaan tanah agak miring ke
Timur ke Utara antara 0-3 % serta dengan ketinggian rata-rata + 22 m
diatas permukaan laut.
Adapun batas wilayah Kecamatan Magersari secara administratif adalah:
a. Sebelah Utara :
Sungai Brantas yang membentang
memisahkan wilayah Kota dengan Kabupaten Mojokerto.
b. Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kec. Puri (Desa Kenanten).
c. Sebelah Barat :
Kec. Prajuritkulon (Kelurahan Meri dan Kelurahan
Kauman).
d. Sebelah Timur :
Kecamatan Mojoanyar (Desa Lengkong, Desa
Kepuh Anyar dan Desa Gebang Malang).
Secara Umum, wilayah Kecamatan Magersari terdiri dari 6 kelurahan. Adapun kelurahan terluas di duduki oleh kelurahan Kedundung dengan luas daerah
2,29 km², disusul oleh kelurahan Gununggedangan yakni 1,70 km², dan Kelurahan Wates 1,32 Km².
Secara
rinci luas wilayah masing-masing kecamatan dan kelurahan
dapat dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 2.1
Daftar Luas Wilayah di Kecamatan Magersari Kota
Mojokerto
Kecamatan |
Altitutudes |
Luas Wilayah KM2 |
% Luas Wilayah |
Kecamatan Magersari |
22 |
6,59 |
40% |
Kelurahan Gunung Gedangan |
22 |
1.70 |
26% |
Kelurahan Kedundung |
22 |
2.29 |
35% |
Kelurahan Balongsari |
22 |
0.80 |
12% |
Kelurahan Gedongan |
22 |
0.15 |
2% |
Kelurahan Magersari |
22 |
0.33 |
5% |
Kelurahan Wates |
22 |
1.32 |
20% |
Sumber: Kecamatan Magersari
2.
Kemiringan/Topografi
Kemiringan
tanah (kelerengan) merupakan sudut yang dibentuk
oleh permukaan tanah dengan bidang horisontal dan dinyatakan dalam persen (%).
Berdasarkan besarnya tingkat kelerengan maka kemiringan tanah di Kota Mojokerto
berada pada kelerengan antara 0-20 %. Sebagian besar wilayah di Kota Mojokerto
tereletak pada kelerengan 0-20 %.
Tabel 2.2
Kemiringan Tanah di Wilayah Kecamatan Magersari
Kota Mojokerto
Kelurahan |
0-20% |
Jumlah (Ha) |
1. Gunung
Gedangan |
170.5 |
170.50 |
2. Kedundung |
228.6 |
228.60 |
3. Balongsari |
82.9 |
82.90 |
4. Gedongan |
14.7 |
14.70 |
5. Magersari |
32.9 |
32.90 |
6. Wates |
132.1 |
132.10 |
Sumber : RTRW
Kota Mojokerto 2012 - 2032
Dalam posisi kemiringan 0-20%
tersebut, beberapa wilayah Kota Mojokerto termasuk Kecamatan Magersari bisa
digambarkan seperti Bathok (mangkuk) sehingga berpotensi menjadi wilayah
genangan ketika hujan turun deras dalam jangka waktu yang agak lama. Peluang
untuk mengurangi genangan tersebut adalah dipompa karena posisi ketinggian
tanahnya memang cekung ke bawah sesuai dengan topografi Kota seperti di bawah
ini.
Dari peta topografinya, Kota
Mojokerto berada pada ketinggian antara 18,75 - 25 di atas permukaan laut. Sebagian besar wilayah di Kota Mojokerto berada pada
ketinggian 18,75 mdpl sedang sisanya di kisaran 25 mdpl.
Tabel 2.3
Luas Wilayah Sesuai Topografi Kecamatan Magersari
Kota Mojokerto
Kecamatan/
Kelurahan |
Topografi |
Jumlah (Ha) |
|
18,75 mdpl |
25 mdpl |
||
Magersari |
|
|
|
1. Gunung
Gedangan |
170.50 |
0.00 |
170.50 |
2. Kedundung |
228.39 |
0.21 |
228.60 |
3. Balongsari |
82.90 |
0.00 |
82.90 |
4. Gedongan |
14.70 |
0.00 |
14.70 |
5. Magersari |
32.90 |
0.00 |
32.90 |
6. Wates |
132.10 |
0.00 |
132.10 |
Sumber : RTRW Kota Mojokerto 2012 – 2032 |
|||
|
3.
Geologi
Lapisan batuan yang terdapat di Kecamatan Magersari sebagian besar
merupakan seri batuan aluvium, Plistosen Fasies Sedimen dan Alluvium Fasies
Gunung Api. Jenis aluvium mendominasi disebagian besar wilayah di Kota
Mojokerto seluas 902,16 Ha, Plistosen Fasies Sedimen seluas 222,33 Ha terdapat
di Kelurahan Gunung Gedangan dan Kedundung, Alluvium Fasies Gunung Api meliputi
Kelurahan Magersari. Luas geologi setiap kelurahan selengkapnya kondisi geologi
yang ada di Kota Mojokerto dapat dilihat pada tabel 2.4
Tabel 2.4
Kondisi Geologi
Wilayah Kecamatan Magersari
Kota Mojokerto
Kecamatan/
Kelurahan |
Jenis Geologi |
Jumlah (Ha) |
||
Alluvium |
Plistosen, Fasies Sedimen |
Alluvium, Fasies Gunung Berapi |
||
Magersari |
|
|
|
|
1.
Gunung Gedangan |
107.63 |
62.87 |
0.00 |
170.50 |
2.
Kedundung |
69.15 |
159.45 |
0.00 |
228.60 |
3.
Balongsari |
82.90 |
0.00 |
0.00 |
82.90 |
4.
Gedongan |
0.00 |
0.00 |
0.00 |
0.00 |
5.
Magersari |
30.30 |
0.00 |
2.60 |
32.90 |
6. Wates |
132.10 |
0.00 |
0.00 |
132.10 |
Sumber : RTRW Kota Mojokerto 2012 - 2032
4.
Jenis Tanah
Jenis tanah di Wilayah
Kecamatan Magersari sebagian besar terdiri dari jenis Alluvial
dan jenis Gromosol. Jenis tanah ini cukup baik untuk usaha
pertanian, karena tanah tersebut terdiri dari endapan tanah liat bercampur
dengan pasir halus, berwarna hitam kelabu dengan daya penahan air yang cukup
baik dan banyak mengandung mineral yang cukup baik bagi tumbuh-tumbuhan.
Persoalannya adalah keterbatasan lahan pertanian, sehingga yang menjadi
prioritas adalah meningkatkan intensifikasi pengolahan tanah dari pertanian
umum di samping juga meningkatnya alih guna lahan sebagai konsekuensi dari pertumbuhan ekonomi.
Tabel 2.5
Jenis Tanah
di Wilayah Kecamatan
Magersari
Kota Mojokerto
Kecamatan/
Kelurahan |
Jenis Tanah |
Jumlah (Ha) |
|
Assosiasi
Alluvial Kelabu dan Alluvial Coklat Kekuningan |
Grumosol
Kelabu |
||
Magersari |
|
|
|
1.
Gunung Gedangan |
60.68 |
109.82 |
170.50 |
2. Kedundung |
228.40 |
0.20 |
228.60 |
3. Balongsari |
71.19 |
11.71 |
82.90 |
4. Gedongan |
14.70 |
0.00 |
14.70 |
5. Magersari |
32.90 |
0.00 |
32.90 |
6. Wates |
132.10 |
0.00 |
132.10 |
Sumber : RTRW Kota Mojokerto 2012 - 2032, diolah
5.
Klimatologi
Lokasi
Kota Mojokerto berada di
sekitar garis khatulistiwa yang terletak
pada posisi 7° 27’ 0,16” sampai dengan
7° 29’ 37,11” Lintang Selatan serta 112° 24’ 14,3” sampai dengan 112°
27’ 24” Bujur Timur. Kota
Mojokerto mempunyai 2 jenis perubahan iklim
setiap tahunnya, yakni musim
kemarau dan musim
penghujan. Bulan Oktober
sampai April merupakan musim
penghujan, sedangkan bulan
Mei sampai september
merupakan musim kemarau. Kedua
musim tersebut mempengaruhi suhu
udara di suatu
tempat. Suhu udara diantaranya
juga ditentukan ditentukan oleh tinggi
rendahnya tempat tersebut terhadap permukaan laut dan
jaraknya dari pantai.
Kota Mojokerto merupakan
suatu dataran yang mempunyai
ketinggian rata-rata 22 m di atas permukaan laut.
Pada tahun 2016, temperature udara maksimum sebesar 33,8 °C
yang terjadi pada bulan Nopember, dan minimum sebesar 22,9 °C yang terjadi pada bulan Juli-September.
Sedangkan kelembaban udara pada bulan September mengalami tahap paling rendah
tingkat kelembabannya, yaitu hanya sebesar 37,0%, sedangkan bulan-bulan yang
lainnya berkisar antara 40-97%.
Gambaran secara keseluruhan
kondisi temperature dan kelembaban dapat dilihat pada Tabel 2.6
Tabel 2.6
Keadaan Cuaca Tiap Bulan 2016
Bulan |
Tempe ratur |
Kelemba ban |
Tekanan
Uda-ra |
Rata-rata
penyinar an matahari |
A-rah a-ngin |
Kecepat an
Angin |
||
Max |
Min |
Max |
Min |
|||||
33,3 |
24,1 |
96,0 |
54,0 |
1.010,9 |
18,0 |
W |
15,0 |
|
Februari |
32,1 |
24,3 |
95,0 |
53,0 |
1.011,2 |
61,0 |
W |
11,0 |
Maret |
33,3 |
24,9 |
92,0 |
51,0 |
1.012,2 |
45,0 |
W |
16,0 |
April |
33,0 |
25,6 |
95,0 |
53,0 |
1.013,9 |
83,0 |
E |
12,0 |
Mei |
33,8 |
24,6 |
93,0 |
48,0 |
1.011,9 |
79,0 |
E |
12,0 |
Juni |
32,6 |
23,3 |
96,0 |
48,0 |
1.013,7 |
87,0 |
E |
13,0 |
Juli |
31,9 |
22,9 |
90,0 |
48,0 |
1.013,7 |
89,0 |
E |
13,0 |
Agustus |
32,4 |
22,3 |
95,0 |
42,0 |
1.014,2 |
97,0 |
E |
14,0 |
Septem-ber |
33,6 |
23,3 |
88,0 |
37,0 |
1.014,3 |
98,0 |
E |
14,0 |
Oktober |
33,1 |
23,4 |
83,0 |
37,0 |
1.015,3 |
94,0 |
E |
14,0 |
Nopem-ber |
33,8 |
23,9 |
91,0 |
40,0 |
1.011,4 |
76,0 |
E |
13,0 |
Desem-ber |
32,8 |
24,7 |
97,0 |
56,0 |
1.011,0 |
48,0 |
W |
12,0 |
Sumber: RTRW Kota Mojokerto 2012 – 2032
6.
Curah Hujan
Curah hujan di suatu tempat antara lain
dipengaruhi oleh keadaan iklim, keadaan orographi dan perputaran/pertemuan arus
udara. Oleh karena itu jumlah curah hujan beragam menurut bulan dan letak
stasiun pengamat. Kota Mojokerto beriklim tropis dan mengalami 2 musim yaitu
musim kemarau dan musim penghujan. Musim kemarau berkisar antara Bulan Mei
sampai September dan di Bulan Oktober sampai April adalah musim hujan dengan
curah hujan rata-rata di musim hujan sebesar 378 mm.
Tabel 2.7
Jumlah Curah Hujan Rata-rata Bulanan
Bulan |
Tahun |
|
||||
2012 |
2013 |
2014 |
2015 |
2016 |
||
163 |
340 |
258,7 |
538,2 |
238,8 |
||
Februari/February |
86 |
166 |
247,1 |
448,7 |
848,7 |
|
Maret/March |
212 |
423 |
455,1 |
288,6 |
632,8 |
|
April/April |
331 |
389 |
273 |
229,3 |
123,6 |
|
Mei/May |
70 |
323 |
104,7 |
145,3 |
207 |
|
Juni/June |
73 |
192 |
201,8 |
- |
104,4 |
|
Juli/July |
- |
265 |
47,8 |
4,2 |
59 |
|
Agustus/August |
- |
- |
- |
- |
33,8 |
|
September/September |
- |
- |
- |
- |
61 |
|
Oktober/October |
- |
- |
- |
- |
273 |
|
November/November |
368 |
174 |
72,4 |
- |
229,6 |
|
Desember/December |
724 |
504 |
319,6 |
203,1 |
303,6 |
|
Sumber: Kota Mojokerto dalam Angka 2017
7.
Gambaran Penggunaan Lahan
Wilayah administrasi Kecamatan Magersari
meliputi 6 Kelurahan, 79 Rukun Warga (RW) 293 Rukun Tetangga (RT)
Kecamatan Magersari yang memiliki luas wilayah hanya 659 Ha jarak tempuhnya dapat
dilalui transportasi darat baik antar
kelurahan maupun antar kecamatan. Jarak
antara satu kelurahan yang satu dengan kelurahan lainnya
tidak terlalu jauh.
Penggunaan lahan beserta rencana pengembangan
kedepan di berbagai sektor diwilayah Kecamatan Magersari Kota Mojokerto dapat
digambarkan sebagai berikut :
7.1
Perdagangan Barang/Jasa
Pada hakikatnya pembangunan ekonomi adalah
serangkaian usaha dan kebijaksanaan yang
bertujuan untuk meningkatkan taraf
hidup masyarakat, memperluas
lapangan kerja, meratakan pembagian pendapatan masyarakat,
meningkatkan hubungan ekonomi
regional. Dengan perkataan lain arah dari pembangunan
ekonomi adalah mengusahakan agar pendapatan
masyarakat naik. Hal
ini dimaksudkan untuk mengusahakan
peningkatan pendapatan
masyarakat secara mantap
& diikuti oleh
tingkat pemerataan yang sebaik
mungkin. Pemerintahan Kota Mojokerto yang saat ini dengan visi mewujudkan Kota
Mojokerto sebagai service city terus
berupaya memberdayakan masyarakatnya untuk lebih meningkatkan bidang
perdagangan. Karena bagaimanapun kondisi perdagangan sector riil yang banyak bergerak
saat ini di Kota Mojokerto terbukti mampu untuk mengatasi kesulitan masyarakat
pada saat krisis moneter di tahun 1998 yang lalu.
Kawasan
perdagangan dan jasa
dikembangkan bertujuan untuk mewujudkan Kota
Mojokerto sebagai sentra
perdagangan dan jasa
dalam skala beberapa kota/kabupaten.
Adapun pengembangan kawasan perdagangan dan jasa yang
terdapat di Kecamatan Magersari berdasarkan jenisnya
terbagi menjadi 2, yaitu :
a. Pasar
Tradisional
Pasar tradisional diantaranya adalah, Pasar Hewan,
dan Pasar Burung
Empu Nala. Untuk
pasar tradisional ini
direncanakan dan diarahkan
pada : Kelurahan Kedundung, Kelurahan Balongsari.
Selain itu
juga ada rencana
dalam pengembangan pasar tradisional, antara lain adalah : Merencanakan membangun
pasar lingkungan di
bagian timur kota yaitu
di Kelurahan Kedundung
atau Kelurahan Gunung Gedangan
.
Gambar 2.3
Pasar Burung Empunala di
wilayah Kelurahan Balongsari
Sumber : Dok. Kecamatan Magersari
b. Pusat perbelanjaan dan toko modern
Kawasan perdagangan
dan jasa yang
berfungsi sebagai pusat perbelanjaan dan
toko modern tersebut tersedia di
o
Jl. Jl. Empunala
o
Jl. Gajah Mada
o
Jl. HOS Cokroaminoto
o
Jl. Letnan Kolonel Sumarjo
o
Jl. Ahmad Yani
o
Jl. Bypass
o
Jl. Benteng Pancasila dan Jl. Ijen
Gambar 2.4
Pasar Modern Dan
Kawasan Pertokoan
Sumber : Dok. Kecamatan Magersari
7.2
Perumahan
Kawasan perumahan
adalah kawasan yang
diperuntukkan untuk kegiatan permukiman
yang berfungsi sebagai
tempat tinggal atau lingkungan hunian
yang dilengkapi dengan
sarana dan prasarana lingkungan. Pada
dasarnya kawasan perumahan
terbagi atas perumahan
yang sengaja dikembangkan
oleh developer, perumahan
masyarakat yang berkembang dengan
sendirinya serta perkampungan
dengan kondisi bangunan dan
lingkungan yang kurang memadai.
Pengembangan kawasan permukiman secara umum adalah dengan :
·
Pemenuhan
kebutuhan perumahan dengan
penambahan luas kawasan permukiman perkotaan
di lahan yang
tingkat produktivitasnya rendah, yaitu lahan pertanian kering (tegalan/kebun
dll).
·
Penyediaan
ruang terbuka hijau
di kawasan permukiman
dengan memperhatikan
proporsi ketersediaan ruang
terbuka hijau dan infrastruktur penunjang permukiman terhadap luas total
sebesar 30%.
·
Pengembangan
taman ditiap unit
lingkungan, taman
subpusat pusat pelayanan kota,
taman kota, dsb. Pendetailan ada di sub bab RTH.
Perkembangan kawasan
perumahan di Kecamatan Magersari Kota Mojokerto
meliputi : kawasan yang
pemanfaatannya untuk perumahan
dan permukiman, serta berfungsi sebagai
tempat tinggal atau
lingkungan hunian yang
dilengkapi dengan prasarana
dan sarana lingkungan.
Kawasan ini terdiri
dari rumah yang dibangun
oleh penduduk sendiri
dan dibangun oleh
perusahaan pembangunan
perumahan (developer) dan/atau
dibangun oleh Pemerintah. Dimana
perkembangan kawasan tersebut
terdiri atas fungsi perumahan kepadatan tinggi, kepadatan
sedang, dan kepadatan rendah. Kawasan perumahan yang dibangun oleh developer
antara lain Perumnas Wates, Perumahan Kedundung Indah, The Suam Estate, Magersari Indah dan beberapa
perumahan kapasitas terbatas yang dikembang oleh perseorangan.
Adapun perumahan
itu terbagi menjadi
3 kategori, yaitu
: perumahan kepadatan tinggi, perumahan kepadatan sedang, dan perumahan
kepadatan rendah. Adapun
distribusi daerah yang di wilayah
Kecamatan Magersari dari
masing-masing adalah sebagai berikut :
1) Perumahan
Kepadatan Tinggi
Perumahan kepadatan
tinggi berlokasi di : Kelurahan Balongsari, Kelurahan
Gedongan, dan Kelurahan Magersari.
2)
Perumahan Kepadatan Sedang
Untuk
perumahan kepadatan sedang ini
dialokasikan berada di
wilayah : Kelurahan
Gunung Gedangan, Kelurahan Kedundung,
Kelurahan Balongsari, Kelurahan Magersari, dan Kelurahan Wates.
3) Perumahan
Kepadatan Rendah
Pada
perumahan kepadatan rendah
ini diarahkan pada
Kelurahan Gedongan, Kelurahan
Magersari, dan Kelurahan Wates.
Adapun
arahan-arahan pengembangan kawasan perumahan di Kota Mojokerto antara lain
adalah :
1. Pengembangan perumahan
yang telah ada
dan pengembangan perumahan baru.
2. Pembangunan
perumahan baru dilakukan secara intensif (vertikal dan horisontal) dengan
memanfaatkan lahan secara optimal pada kawasan di luar kawasan fungsi lindung.
3. Peningkatan kualitas
lingkungan, dan pembenahan
prasarana dan sarana lingkungan
perumahan meliputi pembenahan
lingkungan dan peremajaan.
7.3
Perkantoran
Sebagai salah
satu kota yang
diharapkan berkembang dengan
lebih baik lagi, maka
akan semakin beragam
aktifitas kota yang
akan terjadi. Salah
satunya adalah aktifitas
perkantoran baik perkantoran
pemerintah maupun swasta. Kawasan
perkantoran ini dikembangkan
dalam upaya untuk memberikan
pelayanan yang lebih
efektif, cepat, dan
hemat. Penyatuan dalam suatu
kawasan akan relatif
membantu bagi para pengguna
dalam mengakses jasa
pelayanan yang diberikan
suatu kantor. Terlebih bagi
kantor pemerintahan yang sering digunakan dalam melayani kebutuhan penduduk
kota yang berada dalam dua atau
lebih satuan kerja yang memiliki
bangunan tersendiri. Hal ini perlu diupayakan kemenyatuan dalam satu kawasan,
sehingga penduduk kota tidak perlu harus menempuh jarak yang
relatif jauh ataupun
berpindah -pindah. Cukup dengan mendatangi satu kawasan dan melakukan
pergerakkan di sekitar kawasan itu saja.
Perkembangan kawasan
perkantoran di Kawasan Kecamatan Magersari Kota Mojokerto sebagai berikut :
1. Pusat pemerintahan
di pusat kota,
dan fasilitas pemerintahan yang
tersebar meliputi : Jl. Gajah Mada, Jl. Letkol Sumarjo.
2. Peningkatan fisik
pembangunan pemerintahan diarahkan
pada intensifikasi lokasi, jika
lahan terbatas dapat
dikembangkan secara vertikal.
3. Kawasan perkantoran swasta pada
kawasan pusat kota dan menyatu pada pusat-pusat
kawasan perdagangan dan
jasa, di : Jl. Bypass, Jl.
Gajahmada, Jl. A. Yani.
4. Pengembangan kapasitas
pemerintahan (meliputi :
peningkatan kapasitas ekonomi
untuk pemerintah daerah
melalui kerja sama
dan monitoring, evaluasi dan pengendalian kegiatan pembangunan).
7.4
Industri
Kegiatan peruntukan
industri yang terdapat
di Kota Mojokerto
meliputi industri kecil/rumah tangga dan industri besar.
1. Industri Kecil/rumah tangga
Industri-industri kecil
yang terdapat di
Kecamatan Magersari dintaranya
meliputi :
·
Industri batik
tulis di lingkungan Keboan Kelurahan Gunung Gedangan.
Gambar 2.5
Industri Kecil Pengrajin Batik
Sumber : Dok. Kecamatan Magersari
·
Industri
keciput dan onde-onde,
industri sepatu dan
sandal yang tersebar
di Kelurahan Gunung
Gedangan, Kelurahan Wates, Kelurahan
Kedundung, Kelurahan Balongsari, Kelurahan
Magersari, Kelurahan Gedongan.
Gambar 2.6
Jenis Makanan Khas Mojokerto :
Onde-onde dan Keciput
Sumber : Dok. Kecamatan Magersari
Gambar 2.7
Sumber : Dokumentasi Kecamatan Magersari
2. Industri
Sedang
Industri sedang
meliputi :
·
Industri pakan ternak Pok Pand Bumi Indo di Jl. By
Pass
·
Industri
bahan sandal sepatu Basindo di Jl. Tropodo
7.5
Gambaran Peruntukan Wisata
Kawasan
wisata yang terdapat
di Kecamatan Magersari Kota Mojokerto,
yaitu : wisata
jogging track dan kuliner di Sungai Brantas, Jalan Hayam Wuruk Kelurahan Magersari dengan luas 0,47 Ha atau
0,03%, wisata penunjang perbelanjaan, wisata pemandian Sekar Sari, wisata di
kawasan alun alun, Wisata Benteng Pancasila.
Gambar 2.8
Kawasan Wisata Di Kecamatan Magersari
Alun-alun Kota Mojokerto
Kawasan Jl. Benteng Pancasila
Kawasan Jogging Track Pinggir Sungai Brantas
Sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Mojokerto maka, Wisata
penunjang perbelanjaan yang dikembangkan oleh Pemerintah Kota
Mojokerto meliputi :
·
Pengembangan sentra PKL untuk makanan di Alun–Alun dan Jl. Benteng
Pancasila
·
Pengembangan big sale dan exebhition di mall daerah Benteng Pancasila
·
Pengembangan sentra pemasaran indutri rumah tangga/kecil di Jl. Bypass,
dan pasar wisata di Kel. Gunung Gedangan
dengan konsep pasar burung, bunga, hewan
piaraan, barang antik dan
buku-buku bekas.
7.6 Ruang Terbuka Hijau dan Non Hijau
Ruang Terbuka Hijau dan Non
Hijau adalah merupakan ruang terbuka
dengan kegiatan budi daya
di atasnya. Berdasar
pada penjelasan tersebut,
maka kawasan ruang terbuka hijau dan non
hijau yang terdapat di Kecamatan Magersari
berupa :
Stadion Ahmad Yani di Jl Ijen, Kel.
Wates , Taman Semeru di Jalan Semeru, Taman
Benteng Pancasila, Taman Kehati di Jl. Ijen, GOR dan Seni
Mojopahit.
Gambar 2.9
Kawasan Ruang Terbuka Hijau Dan Non Hijau Di Kecamatan Magersari
Taman Benteng Pancasila
Rencana
pengembangan kawasan ruang terbuka hijau
diarahkan untuk :
·
Mempertahankan keberadaan ruang terbuka hijau yang ada sebagai daerah
resapan air dan paru-paru kota.
·
Mencegah pengalifungsian kawasan
ruang terbuka hijau
menjadi kawasan dengan intensitas
kegiatan tinggi (permukiman,
perdagangan, dan sebagainya).